Acho menyoroti pentingnya talenta lokal dalam produksi film ini. Dia berhasil mendapatkan berbagai talenta asli Sulawesi, terutama komedian seperti Zakaribo, Musdalifah, Ichal Kate, Anjas Chambank, Adit Triyuda, Nielam Amir, Pieter Ell, dan penyanyi dangdut Aty Kodong
Penampilan dua pemeran utama yakni Luthfi Sato dan Almarhum Awaluddin Tahir juga disorot karena dinilai mampu membuktikan bahwa kualitas akting bukan hanya milik pemain muda.
Acho menyebut bahwa film "Coto Vs Konro" tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki pesan inspiratif yang tersirat dan mudah dipahami oleh penonton. Film ini membungkus pesanpesan tersebut dalam ceritanya, yang sebaiknya dinikmati langsung oleh penonton.
Film ini berkisah tentang warung "Coto Haji Matto" milik Haji Matto (Luthfi Sato) yang terkenal dengan resep Coto dari nenek moyangnya yang tak ada tandingan. Suatu hari, Datanglah Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) dengan niat membeli dan mengembangkan warung Coto Haji Matto menjadi bisnis waralaba yang besar.
Haji Matto yang idealis menolak tawaran tersebut dengan keras. Daeng Sangkala kemudian membuka restoran makanan Konro khas Makassar bernama "Konro Daeng Sangkala" yang letaknya berhadapan langsung dengan warung Haji Matto.