SHARE

Istimewa

Rasa putus asa mulai menyelinap di benaknya. Ia berpikir bahwa kemampuan menulis itu adalah bakat dan anugerah yang tidak sembarang orang bisa menekuninya. Menulis adalah karunia dari Tuhan yang tidak semua orang bisa berlatih.

Mulai ada perang batin dalam dirinya. Apakah meneruskan belajar dan berlatih menulis atau percaya bahwa semua itu tentang anugerah, bukan usaha.

Ia memenangkan semangatnya dalam perang itu. Kemudian terpikir "meguru" secara intens di Komunitas Kamar Kata yang diampu oleh orang yang telah menyurutkan semangatnya. Siapa lagi kalau Yuditeha.

Sekitar satu tahun lebih lelaki berambut gondrong itu "ngangsu kaweruh" di kediaman Yuditeha di Karanganyar. Banyak pengalaman yang dia dapat, termasuk menyusun dialog dan membangun konflik dalam sebuah cerpen. Hal lain yang dia dapat adalah membaca ulang dan mengedit tulisan sendiri.

Ia kemudian beranikan diri mengirim karya ke media. "Ketika tahu tulisan pertama saya itu dimuat media, saya nangis. Nangis haru," katanya.

Tak lupa Beri Hanna membagikan kegembiraannya itu pada Yuditeha via telepon. "Selamat ya. Sudah waktunya apa yang kamu jalani selama ini," begitu jawab Yuditeha, ditirukan Panji.

Ketua STKIP PGRI Ponorogo Dr H Sutejo, MHum mengaku bangga dengan perjuangan Beri, yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di "kampus literasi" itu, meskipun hanya satu semester.

Ia sepakat bahwa kunci belajar menulis itu "lipatan kali" kita mencoba, selain tidak boleh berhenti untuk terus membaca dan belajar.

Panji menceritakan pengalamannya selama tiga tahun mengirim tulisan ke satu media, tidak pernah dimuat. Jadi selain belajar tentang teknis dan paham mengenai kualitas sebuah tulisan, kegigihan dan keuletan juga menjadi syarat untuk menjadi penulis.

Untuk menyemangati para mahasiswa atau siapapun yang ingin menulis, jangan ragu-ragu memulai menulis. Pokoknya, tulis saja apa yang ada di pikiran.

Kalau misalnya tulisan dikirim ke media, ternyata ditolak? Resepnya hanya satu. Menulis lagi dan kirim lagi. Ditolak lagi, kirim lagi. Begitu terus, sambil tetap pertahankan semangat belajar mengenai apa kekurangan dari tulisan kita. Selamat belajar. Pasti bisa.

Halaman :
Tags
SHARE