Dari ketiga nama di atas yang jelas mengusung keberlanjutan adalah Prabowo dan Ganjar. Dan yang Capres pengusung perubuahan adalah Anies. Sehingga, publik dengan mudah menebak arah dukungan presiden Jokowi ditujukan kepada capres yang mana. Ditambah lagi presiden Jokowi pernah mengungkapkan bahwa dirinya akan cawe-cawe pada Pilpres 2024. Cawe-cawe yang dia maksud presiden memiliki alasan yaitu guna mengawal dan memastikan Indonesia keluar dari kondisi saat ini yang masih di level middle-incame. Padahal Indonesia, katanya hanya memiliki waktu hingga 13 tahun untuk keluar dari kondisi tersebut.
Apapun alasannya, presiden tidak sepantasnya mengungkapkan hal tersebut. Dengan sikap terbuka yang dipertontonkan presiden Jokowi justru menambahkan kekhawatiran publik bahwa Pilpres 2024 rawan dangan kecurangan. Sebab, Kepala Negara sudah menunjukan gelagat ketidak netralannya. Ditambah lagi, para pejabat negara lainnya juga menunjukan sikap yang sama. Terakhir, pernyataan dari Menteri Agama yang secara tidak langsung mengajak tidak memilih pasangan tertentu.
Netralitas kepala negara dan para pejabat negara dalam pemilu harus dijaga demi memastikan pemilu/Pilpres berjalan dengan demokratis dan adil. Inilah hakikat dari keberhasilan dari pemilu jujur, bebas dan adil.
Menjalan amanat konstitusi