Patut diakui bahwa masalah korupsi SDA di Indonesia adalah tantangan serius dalam agenda hilirisasi SDA mengingat dampaknya kemana-mana, tak hanya merugikan negara, juga berdampak pada pemiskinan sosial, kerusakan lingkungan hidup, keberlangsungan, ketahanan cadangan, dan lain sebagainya. Ini jelas akan menghambat jalannya kebijakan hilirisasi SDA.
Untuk tantangan eksternal Hilirisasi SDA, Indonesia sempat mendapat sorotan dari IMF atau Dana Moneter Internasional yang menuduh secara sepihak tentang produk sawit Indonesia beserta turunannya yang tidak ramah lingkungan, merusak hutan, sampai merusak ekosistem flora dan fauna. Tuduhan Uni Eropa itu diketahui agar daya saing produk minyak makan mereka yang dibuat dari kedelai dan jagung tetap terjaga. Tak hanya itu, tekanan serupa juga di suarakan oleh Uni Eropa kepada Indonesia. Tidak hanya pada komoditas kelapa Sawit, mereka juga memprotes kebijakan larangan ekspor nikel yang masih berbentuk bahan mentah (raw material) pemerintah Indonesia hingga kemeja Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Tampaknya Uni Eropa tidak mau kehilangan posisi di Indonesia terutama karena ancaman krisis energi yang bisa melebar kemana-mana dampak dari perang Rusia-ukraina. Kampanye propaganda Uni Eropa terhadap Indonesia bukan suatu yang tidak mungkin digalakkan terutama jelang pilpres kali ini.
Kesimpulan