Dari bantuan PENA sendiri Yayah mendapatkan peralatan yang dibutuhkannya untuk merintis usaha ayam geprek. Adapun barang-barang yang didapatkannya adalah rak display, kompor, penggorengan, meja, dan berbagai macam lainnya.
Tidak hanya mendapatkan bantuan untuk memulai usahanya, Yayah juga menerima pendampingan dari Kementerian Sosial. “Awalnya saya dapet undangan ke Kemensos tu ketemu sama Bu Risma, terus saya kasih liat dagangan saya di sana. Abis itu dapet undangan lagi buat ikut pelatihan bareng tata rupa nusantara, itu dibuatin logo, kemasan sampe gimana cara masarin produknya,” ujarnya.
Tata Rupa Nusantara sendiri merupakan organisasi independent yang digandeng oleh Kementerian Sosial dan bergerak di bidang desain grafis untuk membantu membuat kemasan produk dari para penerima manfaat. Total pendampingan yang didapatkan Yayah adalah sebanyak empat (4) kali dimana para penerima bantuan PENA ini akan diajarkan tentang cara pemasaran secara daring, hingga manajemen keuangan dari penghasilan mereka.
Untuk omset ia mengaku mengalami kenaikan, dari sebelumnya hanya mendapatkan laba bersih sebesar Rp50.000 dari berjualan es kelapa, kini ia mendapatkan keuntungan bersih tambahan sebesar Rp100.000 dari berjualan ayam geprek sehingga total perhari paling sedikit ia mengantongi laba bersih sesebsar Rp150.000 dari usahanya.