CARAPANDANG - Jarum jam menunjukkan pukul 06.00 pagi. Terang sinar matahari mulai tampak di ufuk timur. Namun keriuhan sudah terdengar dari dapur Nursiah. Dentingan alat dapur yang saling bersahutan.
Nursiah -- akrab disapa Yayah, sudah memulai aktifitasnya sejak pukul 5 pagi, mulai dari berbelanja hingga mempersiapkan dagangannya. Wanita 32 tahun ini buka usaha ayam geprek dan kelapa muda di daerah Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Awalnya ibu dua anak ini mendapatkan bantuan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) kemudian pada tahun yang sama, tahun 2017 masuk ke dalam PKH (Program Keluarga Sejahtera).
Sejak awal Yayah sudah berjualan es kelapa muda di halaman rumah. Hingga pada tahun 2022 ia mendapatkan tawaran bantuan program PENA (Pahlawan Ekonomi Nasional) besutan Kementerian Sosial. Bila usahanya sukses, Yayah harus siap graduasi dari PKH.
Tanpa pikir panjang Yayah menerima bantuan tersebut dan memutuskan untuk berjualan ayam geprek dan lauk pauk lainnya. “Jualan ayam geprek sederhana. Memasak tidak rumit dan para tetangga sudah mengenal masakan saya,” katanya.
Perihal graduasi, Yayah yakin dengan pilihan itu. Lagipula, Yayah memang selalu ingin manjadi mandiri tanpa mendapatkan bantuan dari siapapun, “Pengennya yang tadinya tangan di bawah sekarang pengen tangan di atas” pungkasnya.