CARAPANDANG - Won Korea Selatan jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan global 2009, diperdagangkan pada 1.449,10 per dolar. Penurunan ini terjadi setelah Federal Reserve AS menurunkan suku bunga sebesar 0,25 poin.
Melansir dari Korea Herald, Jumat (20/12/2024), Federal Reserve AS hanya merencanakan dua penurunan suku bunga tahun depan, memperkuat dolar. Tekanan pada won semakin berat akibat ketidakpastian politik domestik setelah Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat militer.
Darurat militer tersebut sempat mendorong nilai tukar ke level 1.440 sebelum pulih ke sekitar 1.430. Selisih suku bunga antara AS dan Korea Selatan kini turun menjadi 1,5 poin persentase, mempersempit daya tarik investasi di Korea.
Federal Reserve juga mengindikasikan hanya dua penurunan suku bunga pada 2025. Ini berbeda dari proyeksi sebelumnya sebanyak empat kali, yang meningkatkan volatilitas di pasar saham dan obligasi.
Wakil Gubernur Senior Bank of Korea (BOK), Ryoo Sang-dai, menyebut pelonggaran kebijakan moneter AS akan tertunda. Sementara itu, Bank of Korea siap mengambil langkah stabilisasi pasar jika volatilitas meningkat.
Investor masih menunggu kepastian terkait stabilitas won yang terus melemah. Ekonom NH Securities memperkirakan dolar AS akan tetap kuat karena kebijakan tarif AS terhadap Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.
