Menurut Zhu, ekspedisi tersebut telah memverifikasi beberapa teknologi, termasuk navigasi bawah air di garis lintang tinggi di wilayah kutub, dan memberikan pengalaman berharga bagi kapal selam robotik untuk bekerja di sejumlah wilayah kutub yang berisiko tinggi dan lingkungan yang sangat keras.
Para ilmuwan China berangkat untuk melakukan ekspedisi ilmiah Samudra Arktika ke-13 pada 12 Juli dengan kapal pemecah es kutub Xuelong 2. Mereka melakukan perjalanan sejauh 15.000 mil laut sebelum kembali ke Shanghai pada 27 September. Xuelong 2 mencapai Kutub Utara pada 5 September, mengisi kesenjangan dalam penelitian ilmiah negara itu di wilayah kutub, kata universitas tersebut.