Takaichi harus mencurahkan energinya untuk memahami sejarah, meninjau kembali empat dokumen politik yang menjadi dasar hubungan China-Jepang, serta belajar tentang cara hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga. Provokasi berbahayanya tidak lain seperti bermain dengan api.
CARAPANDANG.COM, TOKYO -- Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi sekali lagi mengungkap patologi berbahaya dari revisionisme sejarah dan kebangkitan militerisme Jepang.
Dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang sangat keliru dan provokatif tentang Taiwan di China, bahkan mengancam akan menggunakan kekuatan militer dengan dalih palsu yang disebut sebagai "situasi yang mengancam kelangsungan hidup", dia sedang menyeret Jepang menuju konfrontasi berbahaya yang tidak dapat dibenarkan maupun ditanggungnya.
Retorika provokatif Takaichi bukanlah kesalahan penilaian tunggal, hal ini merupakan manifestasi terbaru dari pola pikir sayap kanan yang sangat mengakar dan masih mengagungkan masa lalu militeristik Jepang. Pernyataannya mengungkapkan kesombongan yang mengakar, pemahaman yang keliru terhadap China, dan penolakan yang mengkhawatirkan untuk menerima realitas Asia saat ini.