“Di samping peran teman sebaya, terdapat peran orang tua dan guru yang diharapkan menjadi pendengar dari segala masalah dan teladan yang baik bagi para murid. Oleh karena itu, proses karakter anak sangat ditentukan dengan siapa mereka berinteraksi, pengembangan potensi, dan aktivitas yang membangun kreativitas,” ujar Menteri Mu’ti.
Mendikdasmen Ajak Anak Bermain
Keseruan dimulai saat Mendikdasmen, di sela-sela sambutannya dalam Bootcamp Anak Indonesia Hebat, melakukan interaksi ringan dengan peserta. Matanya tertuju pada barisan anak-anak SD.
Ia memanggil seorang anak laki-laki dengan kemeja rapi. Radit namanya, ia adalah siswa SDN 05 Lubang Buaya, Jakarta Timur. Dengan lugas Radit yang masih kelas 4 SD bercerita tentang kesukaannya pada pelajaran IPA dan ingin kuliah di Universitas Airlangga (UNAIR), Jurusan Informatika dan Teknologi.
Selepas berinteraksi dengan Radit. Menteri Mu'ti meminta anak-anak membuat pantun bertema buah-buahan. Tak berapa lama, seorang anak bernama Denas maju ke mimbar, diiringi tepuk tangan meriah. "Siapa namanya. Dari sekolah mana?” tanya Menteri Mu'ti penasaran. Anak itu menjawab dengan semangat, "Denas!"
Dengan penuh percaya diri, dua baris kalimat pembuka meluncur dari Denas.
“Beli buah ke pasar…”
“Tidak lupa menemui Radit.”
Di sinilah keseruan dimulai. Setelah menyebut nama Radit, Denas terdiam. Matanya menatap ke atas, mencari diksi rima yang pas untuk melanjutkan bait tersebut.