Ketua Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Candra Irawan memaparkan, ada 76 rumah gadang di sepanjang jalan 3 kilometer di perkampungan adat ini. Wakil Sekretaris KAN Nagari Sijunjung ini menambahkan, perkampungan adat ini sudah dibangun sejak abad ke-16. Namun, karena dimakan usia ada beberapa rumah gadang yang butuh direnovasi. Sementara, saat ini Pemkab Sijunjung mengalami keterbatasan anggaran.
Daya tarik lain yang dimiliki Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, ada Bukik Tunduak yang dijadikan tempat paralayang dan gantole. Sehingga bisa melihat pemandangan sawah dan perkebunan yang indah di sekitar perkampungan adat. Di perkampungan adat ini juga ada pertunjukan seni budaya Silek Tuo. Juga ada tradisi Berkaul Adat, prosesi adat yang digelar setiap tahun pascapanen, sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang didapat.
Dalam tradisi Berkaul Adat ini, ada Bundo Kanduang yang manjunjung baki sepanjang jalan. Kemudian juga dilaksanakan pembelian kerbau dan dimasak untuk dinikmati makan bersama masyarakat. Jika ada panen masyarakat berlimpah, maka masyarakat tersebut mengeluarkan zakat. Adat membantai kerbau juga dilaksanakan saat memasuki bulan ramadhan. Juga ada digelar pacu kabau-kabau, permainan anak nagari dengan bahan yang terbuat dari pelepah kelapa sama sabut kelapa.