Adapun pasokan gas bumi Cisem Tahap I dan Tahap II bersumber dari Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jawa Timur, dan lapangan gas lepas pantai Madura yang dikelola Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Selain itu, masih ada potensi penambahan pasokan dari lapangan gas lepas pantai Jawa dan Sulawesi, Blok Agung I dan Blok Agung II yang dikelola BP.
Merujuk pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), gas bumi diamanatkan untuk digunakan secara optimum. Hal itu disebabkan gas bumi dipandang sebagai sumber energi fosil yang relatif lebih bersih, dibandingkan minyak bumi.
Dalam target bauran energi 2015--2050, persentase pemanfaatan gas bumi ditetapkan paling sedikit 22 persen di 2025 dan minimal 24 persen di 2050. Meninjau porsi alokasi gas bumi yang semakin besar serta kebutuhan energi yang kian meningkat seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan gas di sektor domestik.
Berdasarkan proyeksi yang tertuang dalam RUEN, kebutuhan gas di 2025 diperkirakan mencapai 44,8 million ton oil equivalent (MTOE). Pada 2050, volume kebutuhan gas diperkirakan naik menjadi 113,9 MTOE.
Guna mencukupi kebutuhan tersebut, dibutuhkan pasokan gas bumi sebesar 89,5 MTOE atau setara 9.786,7 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) di 2025 dan 242,9 MTOE atau setara 27.013,1 MMSCFD di 2050. dilansir indonesia.go.id