Beranda Feature Tarif Impor Berpotensi Picu Masalah bagi Konsumsi Kopi Harian Warga Amerika

Tarif Impor Berpotensi Picu Masalah bagi Konsumsi Kopi Harian Warga Amerika

Orang-orang berjalan melewati kedai kopi Starbucks di Washington DC, Amerika Serikat, pada 5 Maret 2021. (Xinhua/Ting Shen)

0
Xinhua

   Saudara-saudara pendiri perusahaan itu melayangkan petisi daring yang mendesak pengecualian untuk kopi, seraya menyebut bahwa kebijakan baru ini "mencekik" perdagangan global. "Tarif ini dirancang untuk meningkatkan produksi dalam negeri, tetapi kopi tidak dapat diproduksi dalam skala besar di AS," demikian bunyi petisi tersebut.

   "Anda tidak bisa memindahkan kopi dari satu negara ke negara lain. Anda tidak bisa menanam cukup kopi di AS. Hawaii dan Puerto Riko bersama-sama menghasilkan kurang dari 1 persen dari konsumsi AS. Mustahil untuk memenuhi 99 persen sisanya," kata Hunnewell.

   AS mengonsumsi lebih dari 1,36 miliar kg kopi setiap tahun, menjadikannya pasar kopi terbesar di dunia. Dampak kenaikan tarif ini dirasakan oleh seluruh industri, mulai dari perusahaan kopi raksasa hingga usaha kecil dan menengah.

   "Tarif menghantam kami dari berbagai aspek," kata Hunnewell. Meskipun Coffee Bros tidak memasok kopinya dari China, perusahaan itu mengandalkan pemasok China untuk pengemasan, dan harganya pun melonjak.

   "Harga tersebut telah naik, tidak hanya untuk kemasannya saja, tetapi pengiriman dari China pun menjadi lebih mahal dan lama," kata Hunnewell.

   Namun, alternatif di AS terbatas, tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait