Mahyeldi meyakini, WTBOS akan membawa dampak yang sangat bagus bagi Sumbar dan masyarakat saat pemanfaatannya dimaksimalkan. Ia pun berharap agar Galanggang Arang dapat menjadi wadah gotong royong bagi segenap pemangku kepentingan untuk bersama-sama menggali nilai dari Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan yang tersebar di sepanjang WTBOS.
"Alhamdulillah, UNESCO telah menetapkan WTBOS sebagai Warisan Dunia pada tahun 2029. Bahkan keberadaan WTBOS ini melibatkan tujuh Kab/Kota di Sumbar, mulai dari Kota Sawahlunto, Kabupaten dan Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, hingga Kota Padang," kata Mahyeldi lagi.
Ketujuh Kab/Kota tersebut, sambungnya, tentunya memiliki peran penting masing-masing dalam usaha eksploitasi tambang batu bara yang menjadi pendukung utama sarana transportasi di masa lalu. Bahkan keberadaan kereta api saat itu, juga membawa dampak penting bagi daerah-daerah yang dilaluinya, seperti lahirnya stasiun kereta api yang menjadi ruang interaksi manusia dan peredaran barang-barang.
"Kami sangat bangga, Sumbar adalah salah satu lima daerah yang memiliki Warisan Dunia di Indonesia. Kami sangat berterima kasih atas atensi khusus Kemendikbudristek. Pemprov siap mendukung program kebudayaan untuk menjaga eksistensi WTBOS sebagai warisan dunia, sekaligus mendukung program peningkatan kunjungan wisatawan lewat tajuk Visit Beautiful West Sumatera 2023,” ucapnya lagi