CARAPANDANG - Impian tentang masa depan yang hijau, tangguh, dan inklusif bagi Afrika akan terwujud ketika pemerintah memanfaatkan kecerdasan wanita dan anak perempuan akar rumput untuk mendorong aksi melawan krisis iklim yang semakin intens, demikian disampaikan oleh para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (16/4) dalam sebuah forum di Nairobi, ibu kota Kenya.
Mehjabeen Alarakhia, penasihat regional Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) untuk pemberdayaan ekonomi perempuan di Afrika Timur dan Selatan, menekankan peran penting perempuan dalam meningkatkan kemampuan benua tersebut menghadapi guncangan iklim.
Perubahan iklim telah membawa dampak yang tidak proporsional terhadap wanita dan anak perempuan pedesaan di Afrika, dan mereka dapat dimanfaatkan untuk menerapkan langkah-langkah tangguh, termasuk konservasi sumber daya alam, kata Alarakhia.
"Perubahan iklim mengancam penghidupan wanita dan anak perempuan Afrika, meningkatkan risiko kesehatan serta ketidakmampuan mereka untuk mengakses air bersih," lanjutnya. "Namun, kontribusi dari perempuan harus menjadi inti dari respons terhadap perubahan iklim."
Sejumlah perempuan membangun tenda di sebuah tempat penampungan sementara di Tana River County, Kenya, pada 1 Desember 2023. (Xinhua/Li Yahui)