Namun, perekonomian AS tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada kuartal ketiga, berdasarkan data yang dirilis pada Kamis (25/10), sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Sementara itu, peningkatan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir mengindikasikan melemahnya permintaan.
Persediaan minyak AS naik 1,4 juta barel menjadi 421,1 juta barel, menurut Energy Information Administration (EIA), melebihi kenaikan 240.000 barel yang diperkirakan oleh para analis dalam survei yang dilakukan Reuters.
Data tersebut menyusul penurunan mengejutkan pada data aktivitas bisnis zona euro bulan ini.
"Meskipun tidak ada tanda-tanda jelas bahwa perang akan meningkat, perhatian kembali tertuju pada fluktuasi pasar obligasi AS dan kondisi ekonomi dunia yang lebih rentan. Hal ini meresahkan investor,” kata analis MUFG Ehsan Khoman.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga seperti yang diperkirakan pada Kamis (25/10), menghentikan kenaikan suku bunga 10 kali berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mempertahankan panduan yang menyiratkan kebijakan yang stabil pada masa depan.
Direktur Mobius Risk Group Phil Thompson mengatakan, pasar akan menantikan rencana OPEC dan sekutunya mengenai tingkat produksi pada tahun depan.