CARAPANDANG - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan minyak mentah berjangka AS naik lebih dari dua dolar di akhir sesi di tengah ekspektasi bahwa pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, akan berlanjut hingga akhir tahun 2023.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober ditutup pada 83,63 dolar AS per barel, terangkat 2,0 dolar AS atau 2,45 persen di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober, yang berakhir pada Kamis (31/8/2023), bertambah 1,0 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi menetap pada 86,86 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak November yang lebih aktif menguat 1,59 dolar AS atau 1,02 persen pada 86,83 dolar AS per barel.
“Pasar minyak mentah bereaksi terhadap perpanjangan pengurangan produksi OPEC,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. "Pemotongan ini bisa dilakukan hingga akhir tahun ini."
Pada Kamis (31/8/2023), minyak mentah berjangka enam bulan AS diperdagangkan serendah 3,83 dolar AS di bawah minyak mentah untuk pengiriman bulan depan, diskon paling tajam sejak 17 November, menandakan ketatnya pasokan dan mendorong penarikan persediaan.