Analis pertahanan meyakini bahwa perang di masa depan tidak lagi berlangsung secara konvensional, seperti di masa lalu. Perang di masa depan tidak lagi memerlukan kehadiran tank-tank dan beragam senjata berat, kapal perang di laut, atau deru pesawat-pesawat tempur di udara.
Lalu bagaimana dengan program latihan peperangan yang dilakukan oleh personel TNI, khususnya latihan gabungan tahun ini? Jika lebih condong ke ke keyakinan pada ancaman perang modern, apakah latihan gabungan yang menghabiskan dana puluhan miliar rupiah itu sebagai kegiatan yang sia-sia belaka?
Prediksi dari para pakar yang selama ini mendalami ilmu kemiliteran dan pertahanan membaca kemungkinan masa depan itu sebagai kecenderungan berdasarkan data dan fakta. Hanya, kemungkinan bahwa prediksi itu meleset di tataran praktik adalah hal yang lumrah.
Analisis bahwa perang pada masa depan tidak lagi menghadirkan senjata, tidak sepenuhnya akurat. Perang Rusia dengan Ukraina yang sudah berjalan selama satu tahun terakhir ini menunjukkan bahwa perang konvensional belum sepenuhnya ditinggalkan oleh negara-negara yang sedang atau masih ingin bertikai.
Karena itu, kehadiran pasukan TNI berikut persenjataan dan alat pendukung kekuatan tempur masih tetap diperlukan untuk menjaga negeri ini dari kemungkinan gangguan negara lain. dilansir antaranews.com