“Setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri dan memanfaatkan Pemeriksaan Payudara Klinis yang tersedia di Puskesmas. Targetnya adalah meningkatkan cakupan skrining untuk menemukan kasus pada stadium awal (Stadium I dan II),” ujarnya.
Strategi yang ketiga adalah, lanjut Endang, yakni peningkatan Akses Layanan Diagnosis dan Pengobatan. Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kesenjangan geografis dan memperkuat fasilitas kesehatan di daerah.
“Strategi keempat adalah Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Ketersediaan dokter spesialis onkologi, ahli patologi, hingga perawat terlatih masih terbatas,” ucapnya.
Karena itu, Kemenkes berkomitmen meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM melalui pelatihan intensif. Fokus pelatihan mencakup teknik skrining, biopsi, dan terapi target terbaru.
“Strategi ke lima adalah Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi. Sistem informasi kesehatan akan digunakan untuk memantau data insiden, prevalensi, dan angka kematian kanker payudara secara real-time,” ucap Endang menambahkan.
Endang menjelaskan untuk strategi terakhir adalah Jaminan Pembiayaan dan Kemitraan. Kemenkes pastikan penanganan kanker payudara, mulai skrining hingga terapi lengkap, seluruhnya dijamin JKN melalui BPJS Kesehatan.