Kami akan terus memperjuangkan hak semua jurnalis untuk melaporkan kejadian tersebut, melaporkan berita tersebut demi kepentingan publik, bebas dari pelecehan atau bahaya, di mana pun mereka berada," lanjut pernyataan itu.
Abdallah terbunuh pada 13 Oktober saat bekerja dengan enam jurnalis lainnya di dekat desa Alma al-Shaab, dekat perbatasan Israel, tempat militer Israel dan milisi Hizbullah Lebanon saling baku tembak.
RSF mengatakan temuan awalnya didasarkan pada apa yang digambarkannya sebagai "analisis menyeluruh terhadap laporan saksi mata, rekaman video, dan keahlian balistik". Investigasi terus berlanjut, tambah laporan itu. "Adalah tidak mungkin para jurnalis disangka sebagai kombatan, terutama karena mereka tidak bersembunyi: untuk mendapatkan pandangan yang jelas, mereka telah berada di tempat terbuka selama lebih dari satu jam, di puncak bukit,” ungkapnya.
"Mereka mengenakan helm dan rompi antipeluru bertanda 'press'," lanjut laporan tersebut.
Ketika ditanya mengapa mereka mempublikasikan temuan awal dan video berdurasi enam menit dibandingkan menunggu sampai penyelidikan selesai, kepala desk Timur Tengah RSF, Jonathan Dagher, mengatakan: "Kami yakin dengan temuan kami pada tahap ini dan ingin masyarakat untuk mengetahui hal ini."
"Ada unsur lain yang belum bisa kami konfirmasi," tambahnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.