CARAPANDANG - Jepang berkomitmen untuk berinvestasi 50 juta dolar AS (Rp743,73 miliar) untuk pembangunan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit-Penyakit Baru ASEAN atau ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).
Duta Besar Jepang untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Kiya Masahiko dalam wawancara khusus yang dilansir dari ANTARA pekan lalu mengatakan bahwa kesehatan masyarakat menjadi salah satu fokus Jepang dalam meningkatkan kerja sama dengan ASEAN.
"Fokus kerja sama kali ini adalah mengatasi berbagai kemungkinan yang bisa muncul di seluruh sektor, salah satunya kesehatan masyarakat. Meskipun kita saat ini sudah keluar dari pandemi COVID-19, tetapi hal itu bisa terjadi lagi dan kita harus siap menghadapinya," kata Masahiko.
Tahun ini menandai peringatan 50 tahun persahabatan dan kerja sama antara Jepang dan ASEAN. Pertemuan puncak (KTT) peringatan kemitraan 50 tahun ASEAN-Jepang akan digelar di Tokyo pada Desember mendatang. Fokus kerja sama pada peringatan 50 tahun kerja sama ini salah satunya adalah mempromosikan jaminan kesehatan universal, khususnya terhadap penyakit-penyakit baru yang muncul.
"Oleh karena itu, Jepang berkomitmen untuk investasi 50 juta dolar AS untuk pusat kesehatan ASEAN dalam menangani penyakit-penyakit baru yang muncul," ujar dia. "Kami berharap pusat kedaruratan kesehatan masyarakat itu dapat segera beroperasi dipimpin oleh ASEAN," kata dia menambahkan.