"Belum direncanakan untuk kloter berikutnya. Yang dikirim logistik saja, tidak ada tenaga medis. Yang paling dibutuhkan logistik," tuturnya.
Sebelumnya, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Kamis (21/9) melaporkan bahwa lebih dari 43.000 orang terpaksa mengungsi akibat banjir dahsyat yang sebelumnya terjadi di Libya timur. Selain itu, ribuan orang dilaporkan meninggal dunia.