SBY mengaku terharu dan bangga melihat Partai Demokrat masih tegak berdiri, meski pernah beberapa kali dilanda persoalan besar. Terutama, di masa 10 tahun terakhir ini, yang dinilainya merupakan masa-masa berat bagi Demokrat.
Dari mulai adanya upaya pengambilalihan partai, menjadi oposisi sampai dikhianati, harus dilewati partai. Namun, SBY mengingatkan pengurus dan kader partai untuk tetap selalu mengedepankan etika berpolitik.
“Politik memang harus pragmatis, saya tahu. Strategi politik haruslah lentur, saya tahu. Harus punya siasat agar kita tidak kalah, tidak terluka, dan tidak tertindas, saya tahu,” kata SBY.
“Tapi saya titip, di tengah-tengah pragmatisme, di tengah-tengah kelenturan dalam berpolitik, jangan abaikan nilai-nilai yang fundamental. Hormati dan pegang teguh konstitusi, tegakkan nilai-nilai demokrasi, keadilan bagi semua dan kesejahteraan rakyat kita,” ujar SBY menegaskan.
Di penghujung amanatnya, SBY berpesan untuk mengawal transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto sebagai bentuk etika politik. Setelah itu, Partai Demokrat harus mendukung penuh kesuksesan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Saya kerap berbincang-bincang dengan Presiden terpilih Pak Prabowo, beliau punya idealisme dan agenda yang jelas. Ini makin membulatkan tekad Partai Demokrat untuk menyukseskan kepemimpinan Presiden RI mendatang dan pemerintahannya,” kata SBY mengakhiri.