SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Para pelayat masih mendatangi lokasi pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di kota Nara, Jepang barat, Sabtu (9/7).

Pemimpin Jepang modern paling lama memerintah itu meninggal usai ditembak oleh seorang pria berusia 41 tahun saat berpidato untuk kampanye pemilihan parlemen, Jumat pagi.

Insiden itu dikecam oleh kalangan politik yang menyebutnya sebagai serangan terhadap demokrasi.

"Saya betul-betul terkejut hal semacam ini terjadi di Nara," kata Natsumi Niwa, seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun.

Abe, seorang konservatif dan arsitek kebijakan "Abenomics" yang bertujuan memperbaiki ekonomi Jepang, mengilhami nama putra Niwa, Masakuni, dengan seruannya tentang Jepang sebagai "negara yang indah". "Kuni" dalam bahasa Jepang berarti bangsa.

Kampanye dilanjutkan hingga hari terakhir penyelenggaraan pemilu sebelum pemungutan suara untuk majelis tinggi parlemen.

Pemungutan suara tersebut diperkirakan akan dimenangi koalisi berkuasa yang dipimpin Perdana Menteri Fumio Kishida, anak didik Abe.

“Gelombang suara simpati saat ini dapat meningkatkan margin kemenangan,” ujar James Brady, Wakil Presiden Teneo, perusahaan hubungan masyarakat dan penasihat global.

Partai Demokrat Liberal, partai di mana Abe mempertahankan pengaruh yang cukup besar, telah diprediksi akan mendapatkan kursi dalam pemungutan suara sebelum pembunuhan itu.
 

Halaman :
Tags
SHARE