SHARE

istimewa

CARAPANDANGCOM -Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pemerintah perlu terus menjaga distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat untuk mencegah inflasi terlalu tinggi.

“Kita mungkin juga perlu neraca ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) terutama di setiap daerah sehingga daerah-daerah yang surplus bisa segera diidentifikasi, demikian juga daerah yang defisit,” katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.

Dengan neraca tersebut, daerah yang mengalami surplus bahan pokok bisa segera mendistribusikan komoditas kepada daerah yang mengalami defisit.

“Jadi perlu ada pemantauan terus-menerus terhadap ketersediaan pasokan di berbagai daerah sehingga bisa saling koordinasi untuk memenuhi kebutuhan antar daerah,” ucapnya.
 

Ke depan produsen juga diprediksi akan menyalurkan kenaikan harga di tingkat produsen secara gradual kepada konsumen.

Pada kuartal I 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga produsen (IHP) meningkat 9,06 persen year on year, sementara indeks harga konsumen baru meningkat atau mengalami inflasi 4,35 persen year on year pada Juni 2022.

“Kalau di tingkat konsumen memang belum naik sesuai kenaikan harga inputnya, jadi pelan-pelan memang di beberapa sektor sudah mulai menaikkan harga tapi secara gradual,” katanya.
 

Ia memperkirakan inflasi harga di tingkat konsumen akan mencapai sekitar 5 persen secara tahunan sampai akhir 2022.

Untuk mengantisipasi inflasi, Bank Indonesia diperkirakan akan memperketat likuiditas dengan meningkatkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate berkisar 75 basis poin (bps) hingga 175 bps sampai akhir 2022.

“Di bulan Juli ini, The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga acuannya lagi sebesar 75 bps sampai 100 bps dan kita mungkin akan mulai menaikkan suku bunga acuan di bulan ini,” ucapnya.




Tags
SHARE