SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Destructive Fishing Watch (DFW) menyatakan penerapan strategi pengelolaan kawasan yang lebih berfokus kepada bottom-up atau pengelolaan berbasis masyarakat adalah solusi terhadap kesejahteraan daerah pesisir.

"Pengelolaan wilayah pesisir dan daerah konservasi berbasis masyarakat menjadi jalan untuk kesejahteraan," kata Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch Indonesia Moh Abdi Suhufan dalam rilis di Jakarta, Sabtu.

Menurut Abdi, hal tersebut sangat dimungkinkan sebagai solusi sebab sumber daya pada tingkat desa merupakan unit pengelolaan terkecil dan saling terkoneksi dalam satu bentang alam.

Ia mengungkapkan DFW Indonesia melalui pendekatan Key Biodiversity Area memperkenalkan dan memperkuat model pengelolaan pesisir berbasis masyarakat hukum adat Wabula yang terletak di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

"Inisiatif ini untuk memperkuat sistem pengelolaan sumber daya laut berbasis masyarakat adat dalam pengelolaan perikanan skala kecil," katanya.

Untuk menunjang hak tersebut, DFW Indonesia dan Burung Indonesia memfasilitasi penyusunan rencana pengelolaan Kaombo dan wilayah pesisir pada lima desa di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Kelima desa tersebut adalah Holimombo Jaya, Wasampela, Wabula, Wabula 1 dan Wasuemba.

"Rencana pengelolaan Kaombo tersebut telah disepakati untuk diadopsi dalam rencana kerja pemerintah desa melalui musrenbang desa," kata Abdi.

Kepala Desa Wasuemba La Tuni menyambut baik inisiatif tersebut karena dibangun secara partisipatif dan sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMDes) Wasuemba

Halaman :
Tags
SHARE