CARAPANDANG - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2024 mengalami kenaikan menjadi USD414,3 miliar atau sekitar Rp6.324 triliun. Pertumbuhannya secara tahunan ULN sebesar 4,1 persen dibandingkan Juli 2023.
"Kenaikan ULN bersumber dari sektor publik, baik Pemerintah maupun Bank Sentral. Pelemahan mata uang dolar AS terhadap mata uang mayoritas mata uang global, juga mempengaruhi," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jumat (20/9/2024)
Berdasakan laporan BI, posisi ULN pemerintah pada Juli 2025 sebesar USD194,3 miliar, naik 0,6 persen secara tahunan. Perkembangan ULN pemerintah dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara.
ULN pemerintah dimanfaatkan untuk mendukung belanja negara di sektor prioritas, seperti sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Penggunaan ULN untuk sektor ini tercatat paling besar sekitar 20,9 persen dari total ULN Pemerintah.
Sektor lainnya adalah Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib. Jasa Pendidikan, Konstruksi, serta Jasa Keuangan dan Asuransi.
Sedangkan ULN swasta pada Juli 2024 tercatat sebesar USD195,2 miliar, terkontraksi 0,1 persen dibandingkan tahun 2023. Perubahan tersebut karena ULN perusahaan bukan lembaga keuangan juga terkontraksi sebesar 0,04 persen secara tahunan.