Rusia tidak menutup-nutupi adanya program membawa ribuan anak-anak Ukraina ke Rusia, tetapi berkilah bahwa hal itu demi melindungi anak-anak yatim piatu dan terlantar di zona perang.
Sebuah dokumen permohonan hukum yang diajukan kepada ICC menunjukkan Ramaphosa meminta izin kepada ICC agar tidak menangkap Putin karena jika melakukan hal tersebut sama saja dengan menyatakan perang dan bisa merintangi upaya Rusia dalam menghentikan perang di Ukraina.
Afrika Selatan menyatakan posisinya netral dalam konflik Ukraina, tetapi dikritik Barat karena ramah terhadap Rusia yang menjadi sekutu partai berkuasa Kongres Nasional Afrika semasa apartheid. Andre Thomashausen, profesor emeritus hukum internasional pada University of South Africa, menyatakan ketidakhadiran Putin menandakan KTT BRICS tidak bakal menjadi terobosan seperti diharapkan beberapa pihak.
Sebagian negara-negara BRICS menyatakan KTT tersebut sebagai kesempatan dalam membentuk mata uang pengimbang dolar AS, tetapi Thomashausen menyebut hal itu tampaknya mustahil terwujud.
Sementara itu, reaksi warga Afrika Selatan atas ketidakhadiran Putin dalam KTT BRICS itu beragam. Warga Johannesburg, Lunga Tshabalala, menyatakan hal itu "positif bagi banyak orang... yang merasa tidak memerlukan aliansi dengan Rusia".
Namun lainnya, seperti Mahlatse Makgoba, tidak sepakat karena menilai Rusia dapat membantu perekonomian Afrika Selatan.