CARAPANDANG - Uni Eropa (EU) akan memberikan dana sebesar €68 juta (Rp1,1 triliun) untuk menangani krisis Rohingya di Bangladesh dan Myanmar. Dana ini akan dialokasikan bagi komunitas tuan rumah di Bangladesh serta warga terdampak di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Seperti dilansir dari Anadolu Ajansi, Selasa (4/3/2025), pengumuman ini disampaikan oleh pemerintah transisi Bangladesh, Senin (3/3/2025). Keputusan ini disampaikan setelah pertemuan antara Muhammad Yunus dan Komisaris Uni Eropa Hadja Lahbib di Dhaka.

Krisis pendanaan bagi pengungsi Rohingya semakin serius, meskipun Uni Eropa telah meningkatkan jumlah bantuan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, bantuan ini masih dianggap belum cukup untuk mencegah memburuknya situasi kemanusiaan di kamp pengungsian.

Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan militer di Myanmar sejak 2017. Yunus menegaskan bahwa krisis Rohingya merupakan masalah besar bagi Bangladesh dan hingga kini belum ada solusi yang jelas.

"Pemerintahnya terus berupaya menarik perhatian dunia terhadap permasalahan ini. Upaya tersebut semakin intensif menjelang kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ke Bangladesh pada 13-16 Maret", ujar Yunus.