Beranda Kolom Tarif Picu Perlambatan saat Perusahaan dan Konsumen AS Bersiap Hadapi Tekanan Ekonomi

Tarif Picu Perlambatan saat Perusahaan dan Konsumen AS Bersiap Hadapi Tekanan Ekonomi

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di luar Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 19 April 2025. (Xinhua/Hu Yousong)

0
Xinhua

Pariwisata internasional ke AS juga menurun, terutama dari Eropa, sehingga makin merugikan industri seperti perhotelan dan restoran. Las Vegas, di Negara Bagian Nevada, yang sangat bergantung pada pengunjung domestik dan internasional, sudah mencatatkan penurunan jumlah wisatawan dan tingkat hunian hotel, tunjuk data Apollo.

Apollo menemukan bahwa tekanan keuangan juga meningkat pada banyak keluarga. Laporan menunjukkan makin banyak orang hanya melakukan pembayaran minimum pada kartu kredit mereka saat ini, sementara kasus keterlambatan pembayaran kian bertambah. Pembelian rumah secara tunai ikut menurun, menunjukkan bahwa kalangan pembeli dari kalangan mampu pun mulai bersikap lebih berhati-hati.

Analisis Apollo memperingatkan bahwa AS menghadapi apa yang disebut oleh para ekonom sebagai "stagflasi" - perpaduan antara pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kenaikan harga. Stagflasi selalu menjadi masalah yang sulit bagi para pembuat kebijakan karena hal ini membatasi kemampuan Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga guna mendongkrak ekonomi tanpa memperburuk inflasi.

"Risiko resesi AS meningkat tajam, dengan pemimpin Apollo memperkirakan kemungkinannya mencapai 50 persen atau lebih tinggi," ungkap laporan itu. Para ekonom Apollo menjelaskan bahwa tarif tidak hanya memengaruhi perdagangan dengan China, tetapi juga merenggangkan hubungan dengan Eropa dan mitra-mitra lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait