Dari aspek citarasa, tapai ketan ini memiliki rasa manis bercampur asam. Karakter in muncul dari keberadaan zat gula sederhana dan asam asetat yang dihasilkan selama proses fermentasi. Selain itu adanya alkohol yang terbentuk menghasilkan citarasa segar seperti soda saat menyentuh lidah. Kadar alkohol ini akan terus meningkat jika fermentasi dibiarkan terus berlangsung. Karena itu, umumnya tapai yang digunakan adalah yang usia fermentasinya berkisar antara 2-3 hari.
Dalam penyajiannya, lamang yang telah dikeluarkan dari batang bambunya dipotong dengan ketebalan sekitar 2 centimeter, kemudian diletakkan dalam wadah berupa mangkuk. Tapai beserta kuahnya yang berfungsi sebagai topping disiramkan di atas lamang.
Potongan lamang yang bertekstur padat dan bercitarasa gurih berpadu nikmat dengan kuah yang manis asam, menghasilkan rasa yang unik nan segar di lidah. Tidak mengherankan jika hidangan ini digemari sebagai salah satu hidangan favorit berbuka puasa saat bulan Ramadhan tiba. dilansir indonesiakaya.com