Kementerian Kesehatan merekomendasikan Isi Piringku yang mengacu pada lima kelompok pangan yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan air putih, guna mencegah obesitas.
Rekomendasi ini membagi piring untuk sekali makan yakni sepertiga piring lauk pauk, sepertiga piring berisi buah, dua per tiga berisi sayuran dan dua per tiga sisanya makanan pokok. Selain itu, direkomendasikan pula konsumsi delapan gelas air putih, serta rutin beraktivitas fisik selama 30 menit per hari.
Selain obesitas, senada seperti disampaikan Eva, studi yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health (HSPH) tahun 2014 menunjukkan mereka yang sering mengonsumsi mi instan ditemukan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, obesitas, dan tekanan darah tinggi, kolesterol, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Dalam studi itu, para peneliti mempelajari sebanyak 10.711 orang dewasa di Korea Selatan. Mereka mengamati dua pola diet yang berbeda di antara para subjek, salah satunya tinggi asupan daging dan makanan olahan termasuk mi instan.
Peneliti menemukan ada hubungan antara sindrom metabolik dan konsumsi mi instan, terlepas dari faktor diet lainnya. Khususnya pada wanita, yang makan mi instan setidaknya dua kali seminggu menunjukkan risiko sindrom metabolik 68 persen lebih tinggi. dilansir antaranews.com