Perubahan serupa juga terjadi pada pasien anak lain yang sebelumnya menunjukkan kecemasan tinggi, ketidaknyamanan, atau penolakan saat akan masuk ke ruang MRI. Namun setelah mengikuti sesi LEGO MRI, mereka mulai menunjukkan keberanian dan sikap lebih kooperatif.
Di Yogyakarta, lima anak yang didampingi Pita Kuning, yaitu Farrel, Vania, Nayla, Iffah, dan Faiz telah memperlihatkan antusiasme yang berbeda dari kunjungan sebelumnya. Orang tua serta pendamping mereka mencatat bahwa para anak kini lebih memahami proses, lebih tenang, dan lebih mudah diajak berkomunikasi.
Selain itu, tenaga kesehatan juga melaporkan penurunan kecemasan anak selama persiapan pemeriksaan, dan sebagian anak tidak lagi memerlukan sedasi berkat pemahaman prosedur medis yang mereka dapatkan dari mainan sebelum masuk ke mesin MRI.