Harga emas melampaui level bersejarah US$ 2.700 per troy ons pada Jumat, didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar. Menurut Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Germany, konflik yang semakin memanas, terutama setelah Hezbollah mengumumkan eskalasi perang dengan Israel, membuat investor beralih ke emas sebagai aset safe haven.
Pernyataan dari Israel, Hamas, dan Hezbollah yang berkomitmen untuk terus berperang di Gaza dan Lebanon juga memicu kekhawatiran global, memperkuat daya tarik emas di tengah ketidakpastian pasar. Selain itu, ketidakpastian terkait pemilu AS dan harapan pelonggaran kebijakan moneter turut mendukung lonjakan harga emas.
Dilansir dari Reuters, emas telah mencatat kenaikan lebih dari 30% sepanjang tahun ini, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral dan ketidakpastian geopolitik. Bahkan, Max Layton dari Citi memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 3.000 per troy ons dalam 6-12 bulan mendatang, seiring meningkatnya permintaan investasi.