"Sinéad O’Connor meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma, sertifikat kematiannya telah dikonfirmasi," tulis laporan tersebut dikutip di Jakarta, Senin.
Bintang berusia 56 tahun itu juga menderita infeksi saluran pernapasan, yang berpuncak pada kematiannya di London pada 26 Juli 2023 lalu. Saat itu, situs web Pengadilan Koroner menyatakan bahwa "tidak ada penyebab medis kematian yang disebutkan". Tak lama setelah kematiannya, juru bicara Scotland Yard memberi tahu People bahwa kematiannya "tidak dianggap mencurigakan".
Kemudian, London Inner South Coroner's Court mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa ia meninggal karena penyebab alamiah dan bahwa pengadilan telah berhenti menyelidikinya.
Kematian penyanyi pemenang penghargaan Grammy memicu curahan kesedihan dari para penggemar dan sesama musisi, yang mengenangnya sebagai penyanyi dan penulis lagu berbakat dengan suara yang unik.
O'Connor dikenal karena lagu-lagunya yang kuat dan emosional, termasuk hit internasionalnya 'Nothing Compares 2 U'. Dia juga dikenal karena aktivismenya, sering berbicara menentang perang, ketidakadilan sosial, dan pelecehan terhadap perempuan.
Pada 2018, pelantun "Drink Before the War" itu menyatakan mualaf dan mengganti namanya menjadi Shuhada' Sadaqat.
Kematian O'Connor meninggalkan dunia musik dengan kehilangan besar, dan dia akan dikenang sebagai salah satu penyanyi paling ikonis dan berpengaruh di generasinya.
Bintang berusia 56 tahun itu juga menderita infeksi saluran pernapasan, yang berpuncak pada kematiannya di London pada 26 Juli 2023 lalu. Saat itu, situs web Pengadilan Koroner menyatakan bahwa "tidak ada penyebab medis kematian yang disebutkan". Tak lama setelah kematiannya, juru bicara Scotland Yard memberi tahu People bahwa kematiannya "tidak dianggap mencurigakan".
Kemudian, London Inner South Coroner's Court mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa ia meninggal karena penyebab alamiah dan bahwa pengadilan telah berhenti menyelidikinya.
Kematian penyanyi pemenang penghargaan Grammy memicu curahan kesedihan dari para penggemar dan sesama musisi, yang mengenangnya sebagai penyanyi dan penulis lagu berbakat dengan suara yang unik.
O'Connor dikenal karena lagu-lagunya yang kuat dan emosional, termasuk hit internasionalnya 'Nothing Compares 2 U'. Dia juga dikenal karena aktivismenya, sering berbicara menentang perang, ketidakadilan sosial, dan pelecehan terhadap perempuan.
Pada 2018, pelantun "Drink Before the War" itu menyatakan mualaf dan mengganti namanya menjadi Shuhada' Sadaqat.
Kematian O'Connor meninggalkan dunia musik dengan kehilangan besar, dan dia akan dikenang sebagai salah satu penyanyi paling ikonis dan berpengaruh di generasinya.