OCHA mengatakan bahwa kekerasan terhadap para pekerja kemanusiaan merupakan bagian dari meluasnya tren peningkatan korban sipil di zona konflik.
CARAPANDANG.COM, PBB, 23 November (Xinhua) -- Tahun ini menjadi tahun terburuk dalam catatan kematian pekerja kemanusiaan, dengan 281 kematian dilaporkan di seluruh dunia, ungkap Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Jumat (22/11).
"Jumlah pekerja kemanusiaan yang tewas meningkat ke rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya, keberanian dan kepedulian mereka dibalas dengan peluru dan bom," ujar Tom Fletcher, under-secretary-general PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat. "Kekerasan ini sungguh keterlaluan dan merongrong operasi bantuan. Negara-dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus melindungi pekerja kemanusiaan, menegakkan hukum internasional, mengadili mereka yang bertanggung jawab, dan mengakhiri era impunitas ini."
OCHA mengatakan bahwa rekor kematian juga terjadi pada 2023, dengan 280 pekerja dilaporkan tewas di 33 negara.
Stephane Dujarric, kepala juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyayangkan jumlah kematian yang melampaui rekor tahun lalu, "padahal ini bahkan belum memasuki Desember."