“Tanpa dukungan internasional yang kuat, Sudan dapat dengan cepat menjadi tempat pelanggaran hukum, memancarkan ketidakamanan di seluruh wilayah. Saya memohon kepada Anda semua hari ini untuk menyediakan dana untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dan dukungan kepada orang-orang yang hidup dalam kondisi yang paling sulit dan berbahaya," ujarnya.
PBB mengatakan program bantuan darurat selama ini yang membutuhkan dana sebesar US$2,57 miliar atau Rp38,6 triliun janji tersebut telah gagal pada Senin (19/6/2023). Adapun lembaga itu menekankan bahwa sekitar 24,7 juta orang lebih dari separuh populasi Sudan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Selain itu juga diperkirakan 2,2 juta orang telah meninggalkan rumahnya ke daerah yang lebih aman di tempat lain di Sudan atau menyeberang ke negara tetangga.
Sementara itu, Menteri Katja Keul di Kantor Luar Negeri Federal menyatakan bahwa Jerman menjanjikan 200 juta euro (US$218 juta atau Rp3,2 triliun) bantuan kemanusiaan untuk Sudan dan kawasan itu hingga 2024.
Selain itu, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani juga mengatakan bahwa negara Teluk menjanjikan US$50 juta atau Rp752 miliar.
“Tidak ada solusi militer untuk konflik ini, hanya resolusi damai. Dengan hormat, kami menyerukan kepada semua pihak untuk segera menghentikan permusuhan, menempatkan aspirasi rakyat Sudan di garis depan dan mengatasi akar penyebab konflik,” katanya.