Beranda Kolom Melihat Indonesia dari Perempuan

Melihat Indonesia dari Perempuan

0
Melihat Indonesia dari Perempuan

Paling perlu berteduh dan mendobelkan mantel hujan meski pakaian pasti kusut, basah, dan beraroma bau dupa asap yang membius. Menyadari perpaduan topik secangkir kopi yang strategis, tak ada yang sia-sia, justru rugi bila mengeliminasi tak bisa hanya alasan kehujanan.

Perempuan Suluh Zaman

Fragmen di atas merupakan jendela agar membaca dengan fasih setiap kisah kehidupan. Meski dua penggalan cerita berbeda tapi membuka pikiran jernih bertemu, punya pilihan tegas sekaligus menuntun hati yang tenang melihat perempuan dan keistimewaannya.

Penggalan kompositum sastra yang bisa sedikit mereda esensi kesibukan, keruwetan dan kegelisahan dunia. Menyempurnakan perasaan agar mau belajar dari orang-orang arif yang memindahkan gunung dengan memulai membawa batu-batu kecil. Mengisi pikiran dengan nalar tanpa menggerutu yang hampir selalu bernuansa menyakitkan Sebab apa gunanya menjadi seorang kritikus, atau memilih bersilat lidah yang justru berbahaya.

Faktanya memang demikian, “bahwa petualangan intelektual harus menerabas segala sekat disipliner mitos, religi dan fiksi. Menohok rezim patriarki yang sekian lama mendominasi,” kata Dewi Lestari Simangunsong (Dee) pesohor yang diimbangi ketangkasannya atau keahlian menggarap tulisan tematik fiksi ilmiah. Yang bahkan tulisannya menjadi semacam magnet kalangan remaja untuk membaca bahkan menggeluti kesastraan.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait