CARAPANDANG – Maestro Gambuh Batuan, I Wayan Bawa menceritakan, asal muasal kesenian Gambuh Batuan yang berkembang di wilayah Gianyar, Bali. Menurutnya, kesenian ini merupakan drama tari klasik yang lahir di lingkungan Kerajaan Majapahit di masa lampau.
Seusai Kerajaan Majapahit runtuh, menurutnya, banyak pengrajin dan seniman Majapahit pindah ke Bali. Menariknya, kesenian tari tersebut membuat Raja Sri Udayana Warmadewa dari Kerajaan Gianyar terpukau.
"Mereka membawa kesenian tersebut ke Bali sehingga membuat Raja Sri Udayana Warmadewa senang. Ia suka melihat orang Jawa menari sehingga kemudian terciptalah kesenian tari Gambuh Batuan," katanya saat menghadiri Temu dan Bincang Maestro, Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Lebih lanjut, dalam perkembangannya, kesenian Gambuh Batuan bermula hanya satu jenis yaitu Triwangsa. Pementasan ini menitikberatkan pada kisah-kisah Ksatria, Biku, dan Raja.
Namun seiring berjalannya waktu, pementasan pun mulai beragam dan melahirkan jenis lainnya, seperti Sudra. Yang artinya, pementasannya menceritakan kasta Sudra atau rakyat biasa.
"Sebelumnya, Gambuh Batuan dahulunya hanya satu jenis yaitu Triwangsa. Namun seiring berjalannya waktu lahirlah ragam jenis lain yang dinamakan Sudra," ucapnya.