Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas Ketua Umum Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI), Sarah Handayani. "Tantangan global saat ini sangat kompleks dan saling terkait sehingga memerlukan pendekatan promosi kesehatan yang holistik," ujarnya.
Sarah menambahkan, perubahan paradigma kesehatan sudah terjadi sejak Piagam Ottawa 1986. Dalam hal ini kesehatan bukan lagi tujuan, tetapi sumber daya bagi kehidupan sehari-hari.
Namun, data menunjukkan hanya 15 persen penduduk yang menerapkan enam perilaku prioritas sehat di Indonesia. Di antaranya aktivitas fisik, tidak merokok, dan diet seimbang.
Pola makan tidak sehat juga masih tinggi di masyarakat dengan konsumsi manis lebih dari satu kali per hari. Kemudian kurangnya aktivitas fisik pada 37,4 persen penduduk pada usia 10 tahun ke atas.
"Hal ini memicu peningkatan penyakit tidak menular," kata Sarah. Karena itu, promosi kesehatan harus ditransformasikan dengan intervensi berbasis bukti untuk memperkuat kebijakan promotif dan preventif.
