Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi yang hangat, mempertemukan para pecinta sastra dari berbagai usia dan latar belakang. Sri Asih, peserta asal Pasuruan, Jawa Timur, yang berusia 62 tahun, mengaku sangat terharu bisa tampil di panggung sastra. “Saya senang sekali dengan acara ini karena mempertemukan penampil dari berbagai generasi, mulai dari anak-anak hingga yang sudah sepuh seperti saya. Sastra itu indah, bisa membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Semoga kegiatan seperti ini terus diadakan oleh Badan Bahasa,” katanya penuh semangat.
Kesan serupa disampaikan oleh Habibul Malik, siswa SMA Tridaya Tunas Bangsa, Cimahi. Ia menyebut bahwa Pentas Sastra menjadi ajang belajar dan berbagi yang menyenangkan. “Melihat banyak teman yang berbakat di bidang sastra membuat saya makin bersemangat. Acara ini menjadi bukti bahwa sastra adalah bagian penting dari kemajuan bahasa Indonesia di masa depan. Semoga kegiatan seperti ini terus ada dan semakin besar,” tutur Habibul.