"Kami belum melihat respons lengkap dari emas dan jika perang dagang ini berlanjut dalam jangka waktu yang cukup lama, itu bisa menyebabkan harga emas yang jauh lebih tinggi di masa depan,"tutur Melek, kepada Reuters.
Selaras dengan Goldman Sachs, Haywood Cheung Tak-hay, Presiden Hong Kong Gold Exchange, juga memperkirakan bahwa harga emas memiliki peluang besar untuk menembus US$3.000 per ons di Tahun Ular. Faktor utama yang mendukung kenaikan ini adalah ketegangan geopolitik, pemotongan suku bunga, dan perang dagang.
Cheung juga memperkirakan bahwa volume perdagangan emas di Hong Kong bisa naik hingga 15%, sementara secara global berpotensi meningkat hingga 30% pada tahun Imlek ini.