Kabar meninggalnya Gie sampai ke telinga Prabowo. Keesokan pagi harinya, Prabowo mengayuh sepeda ke rumah Gie. “Om, Gie mana”, dengan tergopoh-gopoh, mencari sahabatnya. Prabowo pun saat itu, turut menjemput dan mengusung jenazah Gie bersama ribuan mahasiswa ke tempat persemayaman terakhirnya di Menteng Pulo Jakarta.
Sebagai (pembaca) Gie, terlepas perjalanan Prabowo sudah banyak yang mengisi memori kita. Saya kira risalah ini tetap perlu meromantisasi kembali persahabatan legendaris mereka, Surat Cinta napak tilas mencegah halaman kosong sejarah Desember.
Tatkala tahu sahabatnya Prabowo sekarang sudah jadi Presiden. Rasa-rasanya betapa bahagianya, Gia tahu dan percaya kepemimpinan patriot Prabowo sepenuhnya memahami desain sosial negara bangsa Indonesia impiannya yang ingin segara menjangkau kemajuan.
Hari ini berluang tahun, (17 Desember 1942 – 17 Desember 2025). Gie berbahagialah dalam ketiadaannya.
Mujamin Jassin, penulis adalah pembaca Gie dan pengagum persahabatan legendaris Prabowo
