Kebijakan The Fed yang mulai dovish juga akan ikut menopang emas. Pekan lalu, The Federal Reserve (The Fed) AS mengindikasikan fase pengetatan moneter telah berakhir dan penurunan suku bunga akan terjadi pada tahun 2024.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic pada Selasa mengatakan saat ini tidak ada "urgensi" untuk menurunkan suku bunga AS mengingat kekuatan perekonomian.
perangkat CME FedWatch memperkirakan peluang penurunan suku bunga sekitar 79% pada bulan Maret 2024.
Analis Intesa Sanpaolo mengatakan dalam waktu dekat, emas dapat diperdagangkan antara US$1.950 dan US$2.150, dengan volatilitas yang dipicu oleh data makroekonomi dan ekspektasi terkait penurunan suku bunga AS di masa depan dan risiko geopolitik yang tidak terduga.
"Mengingat perkiraan prospek ekonomi makro kami, dan risiko geopolitik dan resesi yang signifikan yang membebani perekonomian global, kami berpendapat bahwa tahun 2024 dapat menjadi tahun yang positif bagi emas." tuturnya, dikutip dari Reuters.
Pelaku pasar emas menunggu sejumlah data ekonomi AS minggu ini, termasuk laporan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti bulan November, ukuran inflasi dasar yang disukai The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat.
Diketahui, tingkat inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) tahunan di AS menurun menjadi 3% pada periode Oktober 2023, tingkat terendah yang belum pernah terlihat sejak Maret 2021, dari 3,4% pada periode September 2023.