Keputusan kebijakan The Fed akan dirilis pada hari Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, setelah membuat perubahan dovish pada pertemuan Desember. Pasar secara luas memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan dua hari tersebut.
"The Fed ingin memastikan pasar yang stabil sehingga kita mungkin tidak melihat banyak penurunan suku bunga, dan Powell akan bersikap netral dan membicarakan kemungkinan penurunan suku bunga," tambah Pavilonis, dilansir dari Reuters.
Data minggu lalu menunjukkan pertumbuhan moderat pada harga-harga minyak AS pada Desember 2023, menjaga inflasi tahunan di bawah 3% selama tiga bulan berturut-turut dan berpotensi memungkinkan The Fed untuk mulai memangkas suku bunga tahun ini.
Pasar kini optimis bahwa ketidakpastian terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga AS dapat mendorong rekor harga emas pada 2024.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.