"Intinya tumbuh kembangnya harus kita perhatikan juga pada usia-usia dini. Jadi semakin dini kita deteksi, semakin baik intervensi yang bisa dilakukan," ia menambahkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada 2030 ada lebih dari 500 juta orang yang mengalami gangguan pendengaran dan membutuhkan rehabilitasi serta lebih dari satu miliar anak muda yang berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan pendengaran, PERHATI-KL Cabang DKI Jakarta bersama Kasoem Hearing Center menyambut peringatan Hari Pendengaran Sedunia pada 3 Maret 2025 dengan menggelar Pekan Bakti Sosial yang mencakup pemeriksaan kesehatan telinga.
Pekan Bakti Sosial yang dilaksanakan dari 17 sampai 23 Februari 2025 di lima lokasi di DKI Jakarta mencakup penyediaan layanan pemeriksaan telinga dan pendengaran pada bayi berisiko tinggi, anak-anak, hingga orang lansia.