"Kami mengambil dan memprogram ulang sel kulit manusia menjadi sel punca, yang dapat diubah menjadi jenis sel apa pun dalam tubuh," tutur Shafiee, sembari menambahkan bahwa pengembangan model kulit itu membutuhkan waktu enam tahun.
Profesor Kiarash Khosrotehrani dari Institut Frazer UQ, salah satu penulis dalam studi itu, menyampaikan bahwa kulit yang direkayasa tersebut dapat menyempurnakan prosedur cangkok dan pengobatan terkait gangguan kulit inflamasi dan genetik seperti psoriasis, dermatitis atopik, dan skleroderma.