SHARE

Ilustrasi - Vaksinasi Lansia

CARAPANDANG - Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengemukakan kelompok lanjut usia (lansia) dengan komorbid dan belum menerima vaksin berisiko lebih tinggi mengalami kematian di tengah dominasi wabah Omicron.

"Semakin tinggi usia, semakin tinggi risiko kematian," kata Pandu Riono dalam agenda konferensi pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Ia mengatakan proporsi kasus kematian berdasarkan umur yang diteliti per 1 Maret hingga 16 Februari 2022 di Tanah Air didominasi usia 60 tahun ke atas berjumlah 13 persen.

Pada usia 40 hingga 44 tahun berkisar 2,1 persen, sementara usia balita hingga remaja berkisar 0,2 persen hingga 0,6 persen. "Angka kematian pada anak rendah sekali, tapi balita 0,6 persen," katanya.

Pandu yang juga seorang epidemiolog itu mengatakan situasi tersebut dipengaruhi vaksinasi yang telah dimiliki anak, khususnya pada usia 6 hingga 18 tahun. Serta sebagian dipengaruhi peningkatan titer antibodi alami karena riwayat pernah tertular COVID-19.

"Hasil sero survei pada umur anak 1 tahun sampai yang tertua sudah banyak memiliki antibodi. Artinya mereka sudah terinfeksi tapi kematian rendah," katanya.

Pandu mengatakan vaksinasi terbukti efektif menekan laju kematian pada penderita COVID-19. "Vaksinasi lengkap menekan angka kematian yang signifikan. Kuncinya adalah imunitas," katanya.

Berdasarkan penelitian pada kurun yang sama, sebanyak 7,5 persen masyarakat belum menerima vaksinasi COVID-19 dilaporkan meninggal. Sebanyak 2,4 persen lainnya dialami masyarakat penerima dosis 1 dan 0,5 persen penerima dosis 2.

Halaman :