SHARE

Mendikbudristek menjadi pembina upacara Hardiknas. Mengenakan pakaian adat dari Flores, Nusa Tenggara Timur.

“Tahun ini kita membuktikan bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia,” tutur Mendikbudristek.

Pada masa Pandemi COVID-19, Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka untuk membantu guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Nadiem mengatakan, upaya tersebut mampu rnengurangi dampak hilangnya pembelajaran.

Berawal dari pandemi, kini Kurikulum Merdeka akan diterapkan di 140.000 lebih satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

“ltu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia akan belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan,” terangnya.

“Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk ‘menghukum’ guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar. Supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan,” tambah Nadiem.

Whats-App-Image-2022-05-13-at-10-27-35-2

Semangat yang sama, lanjut Mendikbudristek, juga hadir dari para seniman dan pelaku budaya, yang mulai bangkit lagi, mulai berkarya dengan lebih merdeka.

“Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan,” katanya.

Halaman :