SHARE

Ilustrasi (Net)

Khawatir sibuk memoles citra

Sebagai pejabat publik, menteri memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Mereka memiliki tugas bagaimana mewujudkan janji-janji Presiden Jokowi saat kampanye dulu yakni  menghadirkan Indonesia yang masyarakatnya sejahtera. Jika para menteri  turut berambisi pada kompetisi Pilpres 2024, pastinya akan  mengganggu kerja presiden. Sebab, mereka dikhawatirkan hanya fokus  membangun citra untuk mendapatkan simpati pemilih.

Jika ini terjadi maka tugas mereka sebagai pembantu presiden tidak lagi menjadi prioritas utama. Fokus mereka adalah bagaimana memoles citra diri,  untuk tujuan mendongkrak elektabilitas mereka.

Maka itu, sangat wajar Presiden Joko Widodo memberikan peringatan kepada para menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk fokus bekerja pada tugasnya masing-masing di tengah tahapan pemilu serempak yang akan dimulai pada pertengahan tahun ini.  Sebab Presiden Jokowi  sangat menyadari tugas dan pekerjaan menteri tidak lah ringan. Maka itu dibutuhkan menteri-menteri yang benar-benar fokus dalam bekerja. Menteri yang 24 jam sehari mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk memberikan solusi dari permasalahan bangsa. Menteri yang di isi kepalanya selalu memikirkan bagaimana hidup rakyat Indonesia semakin sejahtera.

Sebab, tantangan bangsa Indonesia saat ini sangatlah berat. Ditambah lagi permasalahan yang dihadapi juga sangat kompleks. Terlebih saat ini Indonesia sedang menghadapi beban yang berat, yakni bagaimana membangkitkan ekonomi yang sedang terseok-seok karena dihantam badai Covid-19.

Maka itu, kerja-kerja  nyata menteri sebagai pembantu presiden sangat dibutuhkan. Bukan malah amanah yang diemban sebagai menteri digunakan sebagai jalan untuk memuluskan ambisi politiknya pada Pilpres 2024.

Selain tidak akan fokus bekerja, kekhawatiran yang lain adalah ada potensi munculnya konflik kepentingan dalam gerak langkah menteri yang hendak nyapres.  Ini sangat tidak baik, sebab akan memengaruhi netralitas dan kualitas keputusan dan/atau tindakan yang dibuat dan/atau dilakukannya.

Lebih baik mundur

Ketegasan presiden dalam kondisi saat ini sangat dibutuhkan. Presiden harus tegas mengintruksikan kepada para pembantunya untuk benar-benar fokus bekerja.  Bukan malah memanfaatkan kursi menteri dijadikan alat untuk memoles citra diri.  Ini sangat mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi.  Bagaimanapun kelurusan perilaku para menteri juga bergantung pada ketegasan presiden sebagai atasan.

Namun, saran penulis bagi para menteri yang sudah bulat memiliki tekad maju pada Pilpres 2024 secara legowo untuk segera meninggalkan jabatannya sebagai menteri. Itu akan jauh lebih baik. Sikap ini bisa jadi akan menjadi nilai positif di hati masyarakat. Masyarakat akan menilai mereka sebagai sosok yang negarawan karena senantiasa menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Bisa jadi sikap seperti juga akan mendongkrak elektabiltas mereka. Masyarakat akan memberikan penilaian inilah sosok yang pantas sebagai kepala negara karena sikap kenegarawannnya.

Saat ini, Indonesia butuh sosok negarawan yang di hatinya senantiasa bagaimana membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Dengan mengundurkan diri, berarti mereka sadar tidak mungkin bisa bekerja maksimal. Dan mereka juga sadar dengan mengundurkan diri tidak ada lagi konflik kepentingan. 

Halaman :
Tags
SHARE